Powered By Blogger

Minggu, 01 Februari 2015

Pipeline Routing Selection

Routing merupakan faktor penting ketika Anda terlibat dengan desain pipeine, hal ini akan menentukan daerah-daerah di mana pipeline dapat dan tidak dapat dipasang. Idealnya, konsep pemilihan rute pipa adalah dengan menggunakan rute terpendek sebagai garis lurus antara dua titik.
Hal ini tidak selalu mungkin, namun memang tidak pernah terjadi. Routing harus mempertimbangkan tergantung apakah dalam lingkungan hidup di darat atau lepas pantai.
Onshore:
Daerah sensitif (taman pendidikan nasional, Hutan lindung, tempat sejarah)
Geografi (daerah berbatu, jalur patahan, daerah erosi)
Penyeberangan (jalan, rel, sungai)
Area tempat tinggal penduduk
Lokasi stasiun kompresor
Lokasi instalasi di atas tanah
Offshore:
Platform lepas pantai eksisting
Kapal karam
Subsea wellhead
Underwater surface feature
Pertimbangan lain yang harus kita ambil ketika memilih rute untuk pipa adalah pipa harus menghindari berjalan paralel dengan kepadatan tinggi rute lalu lintas saluran listrik dan pipeline lainnya. Biasanya, strip selebar 1 km digunakan untuk mengidentifikasi setiap penyimpangan yang diperlukan dalam rute. Routing pipa harus dilakukan dengan seksama dan teliti pada daerah yang lintas wilayah aktivitas pelayarannya tinggi, karena resiko kerusakan pipa karena jangkar atau tenggelamnya alat-alat survei seismik. Survei dengan sonar kecil biasanya dilakukan untuk menentukan daerah secara keseluruhan di bawah permukaan.
Ketika melihat detil desain jaringan pipa lepas pantai, ada beberapa pertimbangan, khususnya:
1. Pada on bottom stability, beban hidrodinamik harus dicari untuk memeriksa apakah pipa akan stabil di dasar laut karena beratnya sendiri dan tidak akan bergerak sebagai akibat dari gerakan arus dan gelombang. Beban ini termasuk lift, drag dan gaya inersia.
2. Jaringan pipa bawah laut yang tidak “trenched” juga rentan terhadap terbentuknya free span karena erosi permukaan dan gerakan.
3. Konsekuensi dari ini adalah bahwa, selama arus mengalir di sekitar lingkar pipa, vortisitas terlepas. Selama frekuensi vortisitas mendekati frekuensi alami pipa, in-line vibration dan getaran yang diinduksi pusaran dapat terjadi. Hal ini menyebabkan fatigue pada pipa dan akhirnya dapat menyebabkan failure. Analisis free span sepanjang rute pipa harus dilakukan untuk memeriksa getaran yang terjadi. Jaringan pipa bawah laut juga berisiko dari lateral buckling dan upheavel buckling. Biasanya hal ini sangat kompleks dan membutuhkan pemodelan rinci menggunakan software analisis elemen terbatas/finite element.
Parameter yang digunakan untuk desain antara lain diameter pipa, wall thickness, grade material, tekanan maksimum operasional dan kondisi aliran, suhu operasional, penurunan tekanan, perlindungan korosi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar